Sabtu, Juli 25

cantik menantang dan telanjang

ini adalah betina super siap kawin, telanjang, semok, hot, kesepian, butuh dikawinnin, pokoke siap kawin.

Kamis, Juli 9

aneka tips otomotif (ac, mesin, interior dll)


Jangan Tergesa-gesa Mematikan Mesin
Salah satu kebiasaan buruk pengemudi adalah terburu-buru mematikan mesin kendaraan pada saat memarkir kendaraan. Padahal kebiasaan buruk ini membawa dampak negatif di masa mendatang. Berikut beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh pengemudi :
1. Saat mematikan mesin jangan langsung memutar kontak ke posisi off dan menggeber-geber gas. Hal ini sangat berpengaruh pada pelumasan mesin. Saat putaran tinggi mesin memerlukan pelumasan yang lebih baik. Tapi karena langsung dimatikan meskipun masih ada sisa oli pada dinding boring (rumah silinder), pelumasan menjadi berkurang. Jika sering dilakukan mesin akan aus atau jebol.
2. Mesin yang langsung dimatikan setelah digeber pada kecepatan tinggi adalah cara yang kurang tepat. Karena saat itu dapur pacu baru saja bekerja keras dari menempuh perjalanan. Dalam keadaan mesin bertemperatur tinggi, tentu komponen di dalamnya masih mengembang, jika tiba-tiba dimatikan hal itu akan merusak dinding silinder. Disamping itu mesin yang dituntut melakukan putaran tinggi secara terus menerus pasti mengalami stress. Kondisi ini membuat keadaan mesin tidak stabil.
3. Kebiasaan mematikan mesin tiba-tiba sehabis melaju pada kecepatan tinggi dapat menyebabkan ring piston cepat aus. Selanjutnya merembet pada penurunan kompresi sehingga tenaga menjadi berkurang.
4. Untuk itu saat mematikan mesin diamkan putaran iddling beberapa saat sampai mesin benar benar dalam keadaan stationer. Setelah itu putar kunci kontak ke posisi off.


Kiat Merawat Paru-Paru Mesin Kendaraan Anda
Saringan udara atau yang dikenal dengan sebutan Air Filter merupakan paru-paru mesin kendaraan Anda, saringan udara ini berfungsi menyaring dan membuang debu dari udara yang masuk dan mengalirkan udara yang bersih ke mesin, karena saringan udara merupakan suatu bagian yang sangat penting, maka perlu dibersihkan dan diganti secara teratur untuk menjaga kondisi yang prima pada kendaraan Anda.
Pada umumnya, dalam mobil terdapat dua jenis saringan udara yang berfungsi menyaring udara untuk keperluan optimasi sistem pembakaran dan satu lagi yang berfungsi dalam rangkaian sistem pendingin kabin (AC).
Saringan udara yang terletak pada bagian atas karburator (atau ujung sistem injeksi) fungsi utamanya adalah untuk menghilangkan debu dan kotoran yang terdapat pada udara yang masuk ke karburator/injeksi atau silinder mesin.
Sedang saringan udara pada rangkaian sistem blower AC diperlukan untuk menyaring udara luar yang akan masuk ke kabin untuk sirkulasi udara dan menggantinya dengan udara dingin. Saringan udara yang berkaitan dengan sistem pengapian memiliki tiga fungsi penting lain, yaitu:
1. Membersihkan udara yang masuk ke mesin dengan saluran keluar penyaring dan partikel lain yang dapat merusakkan komponen dalam mesin.
2. Mencegah nyala api dari mesin atau pada saat terjadi proses penyalaan kembali.
3. Mengurangi kebisingan dari udara yang masuk ke karburator atau saluran isap.
Karena pentingnya fungsi saringan udara, maka perawatan terhadap komponen ini menjadi keharusan yang tak bisa dihindari. Meskipun dibersihkan secara rutin, saringan udara memiliki batas ambang pemakaian sehingga penggantian dalam waktu tertentu tetap harus dilakukan. Berikut adalah cara merawat saringan udara mobil Anda :
1. Periksalah elemen saringan udara secara rutin untuk mengetahui apakah ada kerusakan atau kondisinya amat kotor, sehingga harus diganti. Pemeriksaan mudah dilakukan dengan hanya membuka penutup dan cabut saringannya perlahan. Umumnya saringan udara untuk AC terletak pada tempat tersembunyi dan pencopotannya harus dilakukan lebih hati-hati.
2. Bersihkan saringan udara dengan menyemprotkan angin kompresi dengan tekanan rendah dan ditiupkan dari arah dalam ke luar. Ulangi beberapa kali hingga tak lagi keluar debu dari bagian ini. Bila terlampau kotor, komponen itu bisa saja dicuci dengan larutan pembersih dan keringkan, sampai benar-benar kering, sebelum dipasang kembali.
3. Setelah itu, periksa tutup saringan udara dan rumah saringannya dari kemungkinan adanya perubahan bentuk atau kerusakan. Wadah saringan udara juga umumnya mengalami penumpukan debu atau basah karena sisa minyak pelumas. Bersihkan bagian ini hingga benar-benar bersih dan kering.
4. Setelah membersihkan, bila perlu memperbaiki bentuk penutup saringan udara dan membersihkan wadah komponen tersebut, pekerjaan terakhir adalah kembali memasangnya secara benar. Pasangkan saringan udara seperti posisi semula. Jangan pernah terbalik karena akan berarti membuat komponen tersebut tidak berfungsi sebagai penyaring.
5. Gantilah saringan udara setiap 20.000 km.

Soda Juga Dapat Menusir Jamur Kaca
Minuman soft drink yang bersoda ternyata tidak hanya nikmat diminum saat haus, namun berguna juga mengusir jamur kaca. Hasilnya tak kalah dengan cairan kimia pembersih jamur kaca. Apalagi di musim hujan seperti ini akan mengundang jamur kaca. Berikut cara yang dapat di ambil :
1. Siapkan kain poles halus, kain lap dan minuman bersoda merek apa saja dalam kemasan kaleng atau botol yang banyak beredar di pasaran.
2. Parkir kendaraan di tempat yang terlindung dari matahari. Pastikan mobil mendapatkan cukup cahaya agar jamur yang akan dibersihkan tampak jelas.
3. Bersihkan terlebih dahulu kaca mobil dari partikel-partikel debu yang menempel dengan kemoceng .
4. Kemudian basahi kain lap dengan minuman bersoda yang telah disiapkan. Gosokkan ke bagian kaca yang berjamur dengan gerakan memutar dengan sedikit tekanan.
5. Ulangi langkah no.4 sampai jamur kaca benar-benar hilang.
6. Setelah itu bersihkan dengan kain poles halus sampai kering dan bersih.
7. Jika noda tetap membandel bersihkanlah dengan bantuan sikat gigi yang berbulu lembut.
8. Langkah terakhir bersihkan dengan air bersih dan lap sampai kering sehingga tampak bersih.

Perawatan Jok Mobil, Agar Pengemudi dan Penumpang Merasa Nyaman
Interior yang bersih dapat memberikan rasa nyaman bagi pengemudi dan penumpang. Salah satu yang dapat memberikan rasa nyaman pengemudi dan penumpang bila berada di dalam kendaraannya adalah kebersihan jok mobil. Memang untuk membersihkan interior yang satu ini membutuhkan kesabaran ekstra daripada merawat bagian luar mobil. Disamping itu perlu peralatan memadai yang harus disiapkan untuk melakukan perawatan yang optimal. Untuk memudahkan sebelum membersihkan jok, lepaskan jok terlebih dahulu dari kabin. Berikut tips yang dapat diambil untuk membersihkan jok mobil Anda :
Jok dari bahan kain
1. Bersihkan terlebih dahulu debu yang menempel dengan vacuum cleaner.
2. Selanjutnya gunakan cairan pembersih jok khusus bahan kain untuk menghilangkan noda yang menempel. Caranya : gunakan sikat gigi atau sikat kecil. Bisa juga dengan busa yang lembut.
3. Setelah noda hilang bersihkan kembali dengan shampo khusus bahan kain. Caranya : sikatlah jok dengan sikat yang halus dengan arah beraturan dari atas ke bawah. Ingat ! Jangan gunakan shampo terlalu banyak agar busanya tidak berlebih dan tidak terlalu lembab.
4. Kemudian keringkan dengan kain katun yang kering ke seluruh bagian merata.
5. Keringkan jok di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering.
Jok dari bahan kulit
1. Semprotlah jok dengan air hangat agar permukaan pori-pori kulit terbuka. Caranya : taruhlah air hangat di dalam kaleng spray yang dapat disemprotkan. Kemudian semprot ke seluruh bagian kulit. Lakukan penyemprotan air hangat pada jok satu per satu.
2. Selanjutnya gosok jok dengan kain katun hingga bersih. Kemudian gunakan minyak pembersih jok kulit untuk membersihkan noda yang tidak bisa dibersihkan dengan air.
3. Lalu lap dengan kain katun sampai bersih. Berikan conditioner jok kulit untuk perawatan lalu bersihkan kembali dengan kain katun.
4. Lakukan perawatan jok kulit sekurang-kurangnya dua minggu sekali.
Interior cantik akan menambah rasa percaya diri Anda mengemudikan mobil. Dan mobil yang kelihatan bersih, tak hanya dibagian luarnya saja. Agar nyaman di dalam kabin, dasbor dan konsol perlu mendapat perhatian. Merawatnya gampang sekali, bisa Anda lakukan selagi senggang saat mencuci mobil di rumah. Berikut ini tips yang dapat Anda lakukan :
Siapkan peralatan yang dibutuhkan seperti kemoceng yang lembut, busa halus, air hangat, lap bersih, produk treatment protection yang dapat diperoleh di salon mobil atau supermarket, kuas kecil.
1. Bersihkan terlebih dahulu permukaan dasbor dan konsol dari debu dengan kemoceng.
Siapkan air hangat dalam ember kecil. Celupkan lap bersih ke dalam air hangat. Gunakan lap tersebut untuk mengelap seluruh permukaan dasbor dan konsol. Apabila air sudah keruh, bilas dengan air hangat yang baru. Lakukan hingga bersih dan merata ke seluruh permukaan dasbor dan konsol.
2. Kemudian gunakan produk treatment protection yang dapat Anda peroleh di salon kecantikan mobil atau supermarket sesuai selera untuk menjaga kelembapan dasbor dan konsol.
3. Gunakan kuas kecil untuk membersihkan debu di bagian - bagian kecil yang tersembunyi dan susah dijangkau seperti blower AC, lipatan-lipatan di pojok dasbor, dll.
4. Setelah semua bersih, beri wangi - wangian khusus mobil sesuai selera agar suasana bertambah segar dan nyaman.

Tips Merawat Kaca Film Pada Mobil
Merawat kaca film mobil sebenarnya gampang-gampang susah, kaca film ini harus dirawat dengan baik, agar kaca film tidak terlihat buram dan cepat rusak. Berikut ini beberapa langkah perawatan kaca film pada mobil :
1. Bila hendak membersihkan lapisan kaca film hendaknya menghindari penggunaan cleaner yang mengandung soda seperti sabun cuci atau shampo rambut. Sebab, piranti penahan panas ini memiliki beberapa lapisan. Jika tersiram cairan bersoda, akan membuat satu lapisan kaca terkelupas.
2. Setelah membersihkan lapisan kaca film, sebaiknya dibasuh dengan air bersih, kemudian gunakan lap lembut berbahan kulit atau chamois. Tujuannya, agar debu yang di lap tidak menggores permukaan kaca film.
3. Jangan dibiasakan membuka kaca jendela ketika melewati jalan berdebu. Hal ini akan menyebabkan debu menempel pada karet jendela, jika semakin banyak debu yang menempel pada karet jendela, ketika kaca dibuka maka kotoran atau debu yang menempel bisa membuat permukaan kaca mengelupas dan merobek kaca film.
4. Periksa karet jendela bagian dalam, bila terdapat kotoran maka segera bersihkan dengan menggunakan kuas atau sikat gigi. Caranya, turunkan kaca jendela sampai habis, kemudian sambil ditahan dengan jari, bersihkan bagian dalam karet jendela menggunakan kuas atau sikat gigi. Lakukan dengan hati-hati.
5. Hindari bagian dalam jendela dari goresan benda tajam terutama ketika Anda memasukkan barang ke mobil.
6. Jangan biarkan kendaraan di parkir di bawah terik matahari langsung dalam waktu lama. Itu bisa membuat kaca film memuai dan menimbulkan gelembung-gelembung.

Agar AC Mobil Lebih Awet dan Tahan Lama
Air conditioner (AC) pada mobil, sangat penting manfaatnya terutama di perkotaan yang kondisi jalannya kerap macet. Untuk itu cara penggunaannya pun perlu diperhatikan agar AC tidak mudah rusak.
Berikut tips saat yang tepat menyalakan AC. Bila kita ingin menghidupkan AC mobil, lakukanlah pada saat posisi rotation per minute (RPM) rendah. Posisi rendah ada pada saat mesin idle atau pedal gas tidak diinjak.
Langkah seperti ini perlu dilakukan bila ingin merawat AC. Alasannya, sangat sederhana., yaitu untuk menghindari gesekan yang terlalu keras antara pulley dan pressure plate (plat penekan) pada kompresor AC.
Pulley dan pressure plate memang menjadi komponen yang sangat penting dalam sistem kerja AC. Pressure plate adalah komponen yang bertugas sebagai penghubung sehingga poros kompresor AC dapat berputar. Tugas sebagai penghubung itu baru bisa dijalankan setelah pressure plate menempel ke pulley. Pressure plate ini akan mendekati (sampai melekat) ke pulley ketika kita menghidupkan AC.
Masalahnya, pulley adalah komponen yang selalu berputar selama mesin hidup. Dan, putaran pulley itu berubah-ubah. Kadang cepat, kadang lambat. Tinggi rendahnya putaran pulley tergantung kerja mesin. Pulley akan berputar cepat ketika putaran mesin per menit (RPM) tinggi. Sebaliknya, lambat saat putaran mesin per menit rendah.
Dari cara kerja itu kita bisa memperkirakan, kapan waktu yang tepat untuk menempelkan pressure plate ke pulley. Dan kita pun bisa membayangkan apa yang terjadi bila kita menempelkan pressure plate pada saat putarannya sangat kencang. Pada putaran kencang, gesekan antara permukaan pressure plate dan pulley akan sangat keras. Bila kebiasaan ini terus terulang, permukaan gesek dua komponen ini akan cepat aus.
Bila sudah terlanjur aus, efek berikutnya cukup merepotkan, yaitu tenaga putar mesin tak dapat diteruskan secara maksimal ke kompresor AC. Kondisi ini biasa disebut slip. Ada dua dampak lanjutan yang dirasakan bila terjadi slip. Pertama, AC terasa kurang dingin. Kedua, terdengar suara berisik pada kompresor AC.

PILIH GLIKOL ATAU SILIKON
________________________________________
Minyak rem kendaraan mempunyai tanggung jawab yang berat. Pada sistem pengereman kendaraan digunakan tenaga hidrolik yang diaktifkan oleh silinder master untuk menghentikan putaran keempat roda, baik dengan menekan tromol atau menjepit cakram. Tenaga hidrolik ini disalurkan ke semua sistem rem melalui minyak rem.
________________________________________

Minyak rem kendaraan mempunyai tanggung jawab yang berat. Pada sistem pengereman kendaraan digunakan tenaga hidrolik yang diaktifkan oleh silinder master untuk menghentikan putaran keempat roda, baik dengan menekan tromol atau menjepit cakram. Tenaga hidrolik ini disalurkan ke semua sistem rem melalui minyak rem. Penggunaan minyak rem sebagai penyalur tenaga hidrolik tak lain karena mempunyai sifat seperti fluida (cairan) dalam sistem tertutup lainnya, cara kerjanya seperti dalam bejana berhubungan. Kerja sistem rem dari master silinder ke piston mentransfer energi mekanis dapat menghasilkan panas dari gesekan minyak rem dengan permukaan salurannya. Dengan demikian minyak rem harus memiliki spesifikasi khusus terhadap perubahan suhu, seperti titik didih dan sifatnya yang tidak berubah drastis pada suhu tinggi. Perlindungan terhadap karat dan melumasi komponen sistem rem merupakan bagian dari tugas minyak rem lainnya.

Meski menggunakan kata ‘minyak’ namun perlu diingat, minyak rem sangat berbeda proses pembuatannya dengan minyak bumi ataupun pelumas.
Terdapat dua macam minyak rem yang umum digunakan oleh dunia otomotif yakni mengandung Polyalkylene Glycol Ether dan Silikon atau Polymer berbasis Silicium. Tetapi minyak rem yang berbahan dasar Polyalklene Glycol Ether lebih popular termasuk dalam dunia racing. Bahan kimia sebagai bahan dasar minyak rem ini serupa dengan bahan anti beku pada radiator coolant (ethylene glicol). Bahan dasar ini termasuk bahan beracun dan perlu seratus tahun bagi alam untuk menguraikannya.

Selain itu minyak rem diklasifikasikan dalam empat kategori: yakni DOT3, DOT4, DOT5.1 dan DOT5. Untuk informasi, DOT merupakan singkatan dari Departement Of Transportation (USA) yang menentukan tingkat spesifikasi minyak rem, semakin tinggi angka yang mengikuti kata DOT berarti pula semakin tinggi titik didihnya.
(AFd, ArisFH)


Boks
DOT5
Minyak rem berspesifikasi DOT5 berbahan dasar silikon. Minyak rem ini umumnya digunakan pada kendaraan militer, seperti pada kendaraan tempur angkatan bersenjata Amerika Serikat. Alasannya silikon tak merusak cat permukaan luar kendaraan, hal yang penting dalam penyamaran. DOT5 pun biasanya digunakan oleh show car, ataupun kendaraan yang akan lebih banyak disimpan di garasi, seperti kendaraan klasik.
DOT5 mampu dapat bekerja pada tekanan relatif tinggi namun tidak mempunyai daya lumas yang baik (gesekannya terlalu besar). Karena gesekan antara minyak rem dan salurannya maka membuat pengendara mesti menekan pedal rem lebih kuat agar sistem rem bekerja. Kondisi seperti ini biasa diistilahkan sebagai ‘rem keras’ atau ‘bagel’.

Silikon adalah cairan yang tidak menyerap air (non-hydroscopic), sehingga sifat dan kemampuan silikon stabil pada suhu tinggi. Air pada sistem rem akan membuat titik didih menurun, otomatis berpengaruh pada penurunan kemampuan sistem rem. Seperti diketahui, air akan mendidih pada 100 derajat Celcius, uap air yang timbul karena pemanasan sistem akan membuat vapor lock (resistansi) pada saluran rem. Akibatnya, rem menjadi ‘blong’.

Boks
DOT3, DOT4, dan DOT5.1

Minyak rem berspesifikasi DOT3,4 dan 5.1 mengandung Polyglycol ethers yang hydroscopic, artinya mempunyai sifat menyerap air. Bila dicampur/tercampur air, minyak rem tersebut tetap berwujud sama sekalipun sifatnya sudah berubah. Polyglycol hanya berkemampuan setengah silikon dalam menerima tekanan. Hal ini membuat pedal rem terasa tak ‘sekeras’ sistem rem yang menggunakan DOT5.

Untuk mobil racing, dry boiling point menjadi penting. Karena sifat ketiganya yang hydroscopic yang bisa menyebabkan vapor lock, maka untuk itulah para pembalap biasa mengganti minyak rem sebelum iven, tak lain agar performa minyak rem primaa. Sebab saat balap, sistem rem bekerja keras, tak jarang cakram rem sering terlihat merah membara. Meski air akan membuat titik didih minyak rem menurun, namun hal tersebut tidak menjadi isu penting dalam kendaraan harian. Karena setelah pemakaian beberapa bulan, performa minyak rem kemungkinan hanya mendekati titik didih ‘wet’ saja. Tetapi perlu diperhatikan adalah kelembaban udara sebab termasuk faktor yang mempercepat penurunan performa.

Boks
Titik Didih

Umumnya pada kemasan minyak rem akan dicantumkan Wet dan Dry Boiling Point. Istilah boiling point atau titik didih menunjukkan suhu di mana cairan mendidih. Pada kondisi ini minyak rem akan mulai menguap sesuai dengan titik didihnya. Wet boiling point adalah titik didih minyak rem yang mengandung air sebanyak 3 % volume. Sedangkan dry boiling point adalah titik didih minyak rem tanpa baru atau belum terkontaminasi air.

Boks
Penggantian Minyak Rem

Minyak rem perlu diganti karena dua alasan, demi perawatan dan performa. Perawatan, mengganti minyak rem lama otomatis akan membuang air dan kotoran dari sistem rem. Minyak rem lama harus dibilas sebab air yang diserapnya bisa menyebabkan karat pada kaliper dan piston rem. Maka gantilah minyak rem secara menyeluruh, setidaknya setiap 50.000 km.
Performa, memakai minyak rem baru tentu membuat sistem rem kembali bekerja optimal sehingga aman untuk pengereman berat. Air atau uap air dapat ditemukan hampir pada semua sistem rem. Uap air memasuki sistem melalui banyak jalan. Umumnya uap air masuk ke minyak rem yang kemasannya terbuka. Perlu diingat minyak rem mampu menyerap uap air dari lingkungan karena kelembaban di wilayah tropis mencapai lebih dari 60 %. Untuk itu kemasan minyak rem sebaik ditutup dengan kuat, atau disil, jika akan disimpan untuk waktu yang lama.

Gunakan minyak rem dalam kemasan yang lebih kecil untuk penambahan.
Ketika mengganti atau bleeding minyak rem, segera tutup kembali tabung silinder master rem. Air dapat pula terbentuk dalam saluran dan kaliper akibat kondensasi. Air hasil kondensasi ini menyebabkan sistem rem jadi lebih keras ataupun memungkinkan untuk terjadinya karat.

Difusi adalah jalan lain uap air memasuki sistem, akibat selang karet yang menggetas menimbulkan pori-pori mikroskopik. Penggunaan selang yang terbuat dari bahan EPDM (Ethlene-Propylene-Diene-Materials) dapat mengurangi difusi. Atau penggunaan selang teflon yang dibungkus anyaman kawat termasuk salah satu cara mengurangi difusi.

Pada kondisi darurat, pencampuran minyak rem bermerek beda namun berspesifikasi sama, dapat dilakukan. Namun, sebaiknya harus segera diganti karena pada dasarnya kita tidak mengetahui secara spesifik bahan dari masing-masing merek tersebut. Jangan pernah mencampur minyak rem berbahan dasar glikol (DOT3, 4, 5.1) dengan minyak rem berbahan dasar silikon (DOT5) karena tidak akan pernah bisa bercampur. Baca buku pedoman penggunaan kendaraan Anda secara seksama tentang pemakaian/penggantian minyak rem.

Boks
Titik didih minimum minyak rem yang disyaratkan

DOT 3 DOT 4 DOT 5 DOT 5.1

Dry boiling point 205oC 230oC 260oC 270oC
Wet boiling point 140oC 155oC 180oC 191oC

Minyak rem berspesifikasi DOT3, DOT4 dan DOT5.1 berbahan dasar glikol, sedangkan DOT 5 silikon.

Boks
BAHAYA DOT5

Minyak rem berspesifikasi DOT5 berbahan silikon mempunyai titik didih lebih tinggi daripada DOT3-4. Selain itu minyak rem ini tidak hidroskopis. Selain itu silikon tidak mempunyai daya lumas seperti glikol sehingga tidak cocok untuk mobil yang dilengkapi dengan ABS. Distributor/rotor ABS memerlukan pelumasan yang tidak diakomodasi oleh silikon pada DOT5.

Boks
Mengandung Air Dan Gram

Dari hasil penelitian mobilmotor terhadap suatu minyak rem pada sebuah mobil yang sudah digunakan sekitar 100 ribu km, menunjukkan wet boiling point minyak rem tersebut 142OC. Sayangnya, pemilik kendaraan tersebut tak tahu merek minyak rem yang digunakan dan spesifikasinya. Tetapi yang jelas bahan dasarnya adalah glikol. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa dalam setiap 100 ml minyak rem bekas tersebut mengandung 4,4 ml air atau berkisar 4,4 %. Padahal, standar wet boiling point hanya memperkenankan air sebesar 3 % per volume. Hal lain yang mengejutkan adalah terdapat endapan seberat 0,2 gram yang terkandung pada setiap 20 ml. Bisa dibayangkan berapa banyak endapan yang terdapat di saluran pengereman mobil itu.

Endapan didapat dari hasil pemanasan minyak rem bekas hingga mendidih, agar minyak dan molekul lain mudah dipisahkan. Minyak ‘masak’ kemudian disaring dengan kertas saring ashless. Maka jangan heran jika saat Anda membongkar kaliper rem dan piston, tak jarang endapan dalam bentuk lumpur akan terdapat di sana. Karena perangkat tersebut merupakan bagian yang dekat menerima panas saat rem bekerja. Endapan dan air pada minyak rem yang telah digunakan lama dapat merusak sistem pengereman mobil Anda tentunya. Dampak utamanya terhadap master rem mobil, selain karat yang disebabkan kandungan air, silinder juga akan luka akibat gesekan yang ditimbulkan gram. Jadi untuk mencegah hal itu terjadi sebaiknya ganti minyak rem anda setiap 50.000 km. Pastinya lebih murah ketimbang mengganti master rem, dan aman.

boks
VARIASI SUHU KERJA

mobilmotor juga melakukan penelitian terhadap suhu cakram rem saat beroperasi. Kendaraan yang menjadi obyek terdiri dari berbagai jenis, merek dan kondisi. Mobil-mobil tersebut baru saja berhenti di traffic light di perempatan Gadog, Ciawi dari arah Puncak. Hasilnya, rem cakram mobil-mobil tersebut menunjukkan suhu antara 70o -120o Celcius.



Boks
STP Lebih Unggul

Berdasarkan uji coba yang dilakukan mobimotor, hasil yang diperoleh STP memiliki nilai paling tinggi. Penilaian tersebut diambil dari perhitungan dry dan wet boiling point, harga, dan kemudahan untuk mendapatkan barang tersebut. Meskipun pada hasil test ditunjukkan STP dengan Prestone memiliki jumlah bintang yang sama. Namun, nilai pembobotan lebih tinggi didapat oleh STP, karena harganya lebih murah per ml.

Boks
Hasil Uji

Boks
Merek : STP
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 11.000,-
Dry boiling point : 256 OC
Wet boiling point : 170 OC
****

Boks
Merek : Prestone
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 12.000,-
Dry boiling point : 252 OC
Wet boiling point : 174 OC
****

boks
Merek : Jumbo
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 9.000,-
Dry boiling point : 234 OC
Wet boiling point : 176 OC
***1/2

boks
Merek : Shell
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 15.000,-
Dry boiling point : 252 OC
Wet boiling point : 154 OC
**1/2

boks
Merek : Toyota
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 350 ml
Harga : Rp 22.000,-
Dry boiling point : 256 OC
Wet boiling point : 168 OC
***

boks
Merek : Caltex
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 500 ml
Harga : Rp 26.000,-
Dry boiling point : 240 OC
Wet boiling point : 172 OC
***

boks
Merek : Seiken
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 13.500,-
Dry boiling point : 236 OC
Wet boiling point : 156 OC
**

boks
Merek : Castrol
Spesifikasi : DOT3
Kemasan : 500 ml
Harga : Rp 29.500,-
Dry boiling point : 238 OC
Wet boiling point : 168 OC
**

boks
Merek : Seiken
Spesifikasi : DOT4
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 25.000,-
Dry boiling point : 268 OC
Wet boiling point : 176 OC
***1/2

boks
Merek : Prestone
Spesifikasi : DOT4
Kemasan : 300 ml
Harga : Rp 19.800,-
Dry boiling point : 262 OC
Wet boiling point : 162 OC
Kopling merupakan piranti otomotif yang sangat vital untuk kendaraan manual. Fungsinya menghubungkan atau melepaskan pengaruh putaran mesin dengan transmisi.

Bagian kopling yang paling sering mengalami keausan adalah clutch disc. Karena piranti ini yang harus selalu menahan gerak putaran, sementara gigi transmisi difungsikan.

Bila bagian ini rusak maka mobil sama sekali tak bisa bergerak. Sementara kalau kerusakan pada bagian lain, umumnya hanya menyebabkan pedal kopling terasa bergetar.

Nah, untuk itu kita harus menjaga agar fungsi kopling tetap terjaga pada transmisi manual mobil anda. Rudi dari OtoRoda siap memberi tips untuk merawat kopling mobil agar tetap prima.

"Pertama, jangan biarkan minyak kopling sampai batas minimum," ujar mekanik OtoRoda, Rudi Suryadi kepada detikOto, Sabtu (23/5/2009).

Mekanik dari bengkel OtoRoda yang terletak di jalan IR. H Juanda No. 84 Ciputat, Tangerang ini menyarankan agar jangan pernah membiarkan tandon "minyak kopling" berkurang sedikit pun, walaupun teorinya terdapat batas minimun untuk level minyak yang boleh tersedia.

Selain itu, Rudi menyarankan agar penggantian minyak kopling setiap 20.000 km.

"Ada baiknya segera ganti minyak sebelum melampaui batas angka tersebut," tegasnya.

Lanjut Rudi, setiap pengemudi pernah mengalami menginjak kopling terlalu lama. Hal ini menurutnya tidak perlu dilakukan, karena menghindari gesekan pelat kopling dengan tutup kopling dan roda penerus secara berlebihan.

Sebab, bila dibiarkan dalam kondisi demikian maka pelat kopling akan terus mengalami panas sehingga kemungkinan aus lebih cepat.

"Jangan terlalu lama menginjak kopling agar pelat kopling tidak aus," ujarnya.

Namun, bagaimana dengan kondisi jalan tanjakan yang membutuhkan "setengah kopling". Dalam kasus ini Rudi hanya menyarankan agar memakai rem tangan saja. "Kalau kondisi jalan menanjak, cukup pakai rem tangan saja," cetusnya.

Kemudian, segeralah cuci bagian bawah mobil yang terkena air atau lumpur. Bila tidak, maka proses korosi pun bisa menimbulkan gangguan fungsi kopling.

"Segeralah cuci bagian bawah mobil apabila habis terkena air hujan dan lumpur," tukasnya.

hasil saduran dari berbagai sumber.
cewek cantik
telanjang
berbikini
susu besar
bodi hot
tante girang

Minggu, Juli 5

karangkata, penataan varietas tebu pg soedhono

RENCANA TINDAK
PENATAAN VARIETAS DI PG SOEDHONO
TAHUN 2009 – 2013


Pengantar
Upaya peningkatan produksi gula dicanangkan untuk mencapai swasembada gula paling mudah dan murah dilakukan dengan penanaman jenis ungul. Agar jenis unggul tersebut memberikan hasil yang maksimal maka penanamanya pun memperhatikan kondisi tipologi wilayah. Beberapa langkah telah dilakukan dalam program aselerasi peningkatan produksi gula diantaranya program bongkar ratoon dan rawat ratoon.
Menyadari pentingnya penggunaan varietas unggul tebu yang tepat dalam produksi gula maka pada tahun 2009 ini ditetapkan program penataan varietas untuk mendukung aselerasi produksi gula nasional. Pengaturan penataan varietas ini telah dirumuskan dalam pedoman umum penataan varietas yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan.
Program penataan varietas ini menyangkut 3 hal yaitu (i) kesesuaian antara varietas, tipologi wilayah dan tipe kemasakan (ii) Penyediaan bibit bermutu melalui kebun bibit berjenjang (iii) penyediaan varietas baru untuk mendukung dinamisasi penggunaan varietas.
Berikut ini adalah rencana tindak 2009-2013 program penataan varietas di PG Soedhono berdasarkan data hablur dan luas per varietas per katagori tanaman menurut beberapa tipologi wilayah 2 tahun terakhir TS dan TR. Oleh karena kendala di lapang sering tidak dapat diramalkan, maka rencana ini sewaktu-waktu akan disesuaikan sehingga diharapkan penataan varietas memberikan hasil yang optimal.

A. Kesesuaian antara varietas, tipologi wilayah dan tipe kemasakan
1. Data dasar
a. Luas
Komposisi luas di tiap tipologi wilayah yang terperinci varietas dan katagori tanaman adalah sebagai berikut:
Lokasi Varietas Kema-sakan Luas
PC R1 R2 Total
BPL PS CO 902 A 1,178 0,000 0,000 1,178
BPL PS 921 T 0,000 0,653 6,591 7,244
BPL PS 862 AT 5,788 16,720 0,000 22,508
BPL BZ 207 A 0,000 0,000 21,915 21,915
BPL ROC 11 AT 0,000 0,000 2,086 2,086
BPL PS 851 T 48,502 109,658 128,896 287,056
BPL PS 864 TL 368,745 255,289 535,392 1.159,426
BPL BL TL 199,046 179,341 195,011 573,398
BPJ BW 1064 T 0,000 0,000 4,351 4,351
BPJ PS 921 T 0,000 0,000 2,663 2,663
BPJ BZ 207 A 0,000 0,000 6,200 6,200
BPJ PS 862 AT 1,051 8,475 0,000 9,526
BPJ PS 851 T 2,860 26,865 30,865 60,590
BPJ PS 864 TL 43,078 69,966 71,803 184,847
BPJ BL TL 23,590 22,704 39,522 85,816
BHL PS 851 T 5,891 0,000 15,486 21,377
BHL PS 864 TL 67,475 32,828 52,912 153,215
BHL BL TL 3,500 0,000 7,000 10,500
RPL PS 862 AT 33,947 1,704 47,814 83,465
RPL BZ 207 A 0,000 0,000 7,147 7,147
RPL BZ 132 A 0,000 0,000 27,118 27,118
RPL PS 851 T 10,914 26,311 61,416 98,641
RPL PS 864 TL 117,142 70,786 154,524 342,452
RPL PS 951 TL 1,454 0,000 0,000 1,454
RPL BL TL 68,905 52,777 37,871 159,553

Lokasi Varietas Kema-sakan Luas
PC R1 R2 Total
RPJ BL TL 0,000 2,116 0,000 2,116
RHL PS 862 AT 93,250 27,894 21,911 143,055
RHL BZ 207 A 0,000 0,000 5,198 5,198
RHL BZ 132 A 0,000 0,000 43,264 43,264
RHL PS 851 T 7,000 93,854 166,078 266,932
RHL PS 864 TL 104,976 213,023 229,984 547,983
RHL BL TL 44,431 57,072 49,850 151,353
TOTAL 1.251,545 1.270,386 1.974,046 4.495,977

b. Produktivitas Hablur
Produktivitas hablur rata-rata tiga tahun terakhir di tiap tipologi wilayah yang dikaitkan dengan varietas dan katagori tanaman adalah sebagai berikut:
Lokasi Varietas Kema-sakan Hablur
PC R1 R2 Total
BPL PS CO 902 A 2,47 0,00 0,00 2,47
BPL PS 921 T 0,00 5,11 4,89 4,91
BPL PS 862 AT 5,04 4,57 0,00 4,69
BPL BZ 207 A 0,00 0,00 3,85 3,85
BPL ROC 11 AT 0,00 0,00 4,46 4,46
BPL PS 851 T 5,76 4,30 3,93 4,38
BPL PS 864 TL 6,07 4,61 3,92 4,76
BPL BL TL 6,62 4,48 4,30 5,16
BPJ BW 1064 T 0,00 0,00 4,93 4,93
BPJ PS 921 T 0,00 0,00 4,55 4,55
BPJ BZ 207 A 0,00 0,00 4,41 4,41
BPJ PS 862 AT 5,50 3,56 0,00 3,77
BPJ PS 851 T 6,20 4,28 3,57 4,01
BPJ PS 864 TL 5,78 4,31 3,89 4,49
BPJ BL TL 5,87 4,23 4,00 4,57
BHL PS 862 AT 0,00 5,10 0,00 5,10
BHL PS 851 T 3,27 0,00 4,03 3,82
BHL PS 864 TL 5,98 5,10 4,20 5,18
BHL BL TL 4,48 0,00 5,45 5,13
RPL BZ 207 A 0,00 0,00 3,94 3,94
RPL BZ 132 A 0,00 0,00 3,51 3,51
RPL PS 851 T 7,18 4,32 4,12 4,51
RPL PS 864 TL 6,38 4,73 3,61 4,79
RPL PS 951 TL 4,28 0,00 0,00 4,28
RPL BL TL 5,47 4,55 4,88 5,03
RPJ BL TL 0,00 3,77 0,00 3,77
RHL PS 862 AT 4,02 3,75 5,71 4,23
RHL BZ 207 A 0,00 0,00 4,52 4,52
RHL BZ 132 A 0,00 0,00 3,41 3,41
RHL PS 851 T 3,37 3,65 3,80 3,74
RHL PS 864 TL 6,79 4,37 3,99 4,67
RHL BL TL 5,61 4,08 3,71 4,41
TOTAL
5,93 4,38 4,02 4,65

















2. Kondisi saat ini:

a. Komposisi luas (ha) menurut tipologi dan tipe kemasakan varietas yang digunakan

tipo A AT T TL Total
BPL 23 25 294 1.733 2.075
BPJ 6 10 68 271 354
BHL - 2 21 164 187
BHJ - - - - -
RPL 34 83 99 506 722
RPJ - - - - -
RHL 48 143 267 699 1.158
total 112 263 749 3.372 4.496

b. Komposisi luas (%) menurut tipologi dan tipe kemasakan varietas yang digunakan
Tipo A AT T TL Total
BPL 0,5 0,5 6,5 38,5 46,1
BPJ 0,1 0,2 1,5 6,0 7,9
BHL - 0,1 0,5 3,6 4,2
BHJ - - - - -
RPL 0,8 1,9 2,2 11,2 16,1
RPJ - - - - -
RHL 1,1 3,2 5,9 15,6 25,8
total 2,5 5,8 16,7 75,0 100,0

3. Komposisi yang diharapkan:
Dengan mempertimbangkan
• Untuk lahan berpengairan dengan pola tanam I, proporsi kemasakan ideal A:AT:T:TL= 11.5 : 23.1 : 34.6 : 30.8
• Pada lahan tadah hujan dan pola tanam II sebaiknya proporsi kemasakan T:TL= 35 : 65
• Asumsi perbandingan produksi lahan berpengairan : lahan tegalan = 100: 70
• A dan AT hanya ditanam pada BPL dan RPL

Maka komposisi harapan bagi PG Soedhono adalah

a. Menurut persentase luas

Tipo A AT T TL Total
BPL 8,57 17,13 10,83 9,62 46,1
BPJ 5,05 2,82 7,9
BHL 2,08 2,08 4,2
BHJ - - -
RPL 2,98 5,96 3,77 3,35 16,1
RPJ -
RHL 12,88 12,88 25,8
total 11,55 23,10 34,60 30,75 100,0
harapan 11,55 23,10 34,60 30,75 100,0










b. Menurut luas (ha)

Tipologi
Wilayah Luas (%)
A AT T TL Total
BPL 385.3 770.2 486.9 432.5 2074.9
BPJ 0 0 227.0 126.8 353.8
BHL 0 0 93.5 93.5 187.0
BHJ 0 0 0 0 0
RPL 134.0 268.0 169.5 150.6 722.1
RPJ 0 0 0 0 0
RHL 0 0 579.1 579.1 1158.2
Total 519.3 1038.1 1556.1 1382.5 4496.0


4. Penetapan varietas utama:
Dengan mempertimbangkan
a. Data produktivitas rata-rata varietas 3 tahun terakhir
b. Tabel kecocokan varietas dengan tipologi :

Tipologi Pola Tanam Varietas
A AT T TL
BPL 1 BZ 207
PSCO 902 PS 862
ROC 11 PS 851
PS 921 PS 864
BL
BPJ 1 BZ 207 PS 862 PS 921
BW 1064
PS 851 PS 864
BL
BHL 2 - PS 862 PS 851 PS 864
BL
BHJ 2 - - - -
RPL 1 BZ 132
BZ 207 PS 862 PS 851 BL
RPJ 1 - - - BL
RHL 2 BZ 132
BZ 207 - PS 851 PS 864
BL
RHJ


c. Yang dipilih sebagai varietas utama adalah varietas yang mempunyai produktivitas terbaik yang sesuai dengan rekomendasi menurut tipologi wilayah dan tipe kemasakan. Bila tidak ada, dipilih varietas yang secara aktual berproduksi terbaik.
d. Varietas utama ini akan ditanam 2 tahun berturut-turut dan pada tahun ke tiga akan dicarikan varietas pengganti.

Maka varietas utama untuk PG Soedhono untuk 2 tahun mendatang ditetapkan sebagai berikut:

Tipologi
Wilayah Tipe Kemasakan
A AT T TL
BPL PS CO 902)* PS 862 PS 864 BL
BPJ
BHL PS 864 BL*)
BHJ
RPL PS CO 902)* PS 862 PS 864 BL
RPJ
RHL PS 864 BL
Catatan : *) bukan merupakan varietas rekomendasi namun terbaik secara aktual dilapangan untuk wilayah dan tipe kemasakannya


B. Rencana aksi penataan varietas

1. Pada Tipologi BPL
a. Proporsi harapan adalah

Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
BPL A 128.4 128.4 128.4 385.2
AT 256.8 256.8 256.8 770.4
T 162.2 162.2 162.2 486.7
TL 144.2 144.2 144.2 432.5
Total 691.6 691.6 691.6 2074.8


b. Proporsi luas (ha) pada tahun ini (2009) tanpa memperhatikan varietas adalah

Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
BPL A 1,2 - 21,9 23,1
AT 5,8 16,7 2,1 24,6
T 48,5 110,3 135,5 294,3
TL 567,8 434,6 730,4 1.732,8
Total 623.3 561.7 889.9 2074.8



c. Proporsi luas (ha) pada tahun 2009 dengan memperhatikan varietas utama adalah sebagai berikut :

Tipe Kemasakan Varietas 2009
PC R1 R2+ Total
A BZ 207 - - 21.92 21.92
A x *) - - - -
Lainnya 1.18 - - 1.18
Total 1.18 - 21.92 23.09
AT PS 862 5.79 16.72 - 22.51
AT x *) - - - -
Lainnya - - 2.09 2.09
Total 5.79 16.72 2.09 24.59
T PS 921 - 0.65 6.59 7.24
T x *) - - - -
Lainnya 48.50 109.66 128.90 287.06
Total 48.50 110.31 135.49 294.30
TL BL 199.05 179.34 195.01 573.40
TL x*) - - - -
Lainnya 368.75 255.29 535.39 1159.43
Total 567.79 434.63 730.40 1732.82
Catatan : *) A x, AT x dan T x adalah varietas yang akan dikembangkan 2 tahun mendatang namun belum diketahui dan harus disiapkan pada saat ini.












d. Proporsi pada tahun berikutnya (2010) direncanakan berubah menjadi:

Tipe Kemasakan Varietas 2010
PC R1 R2+ Total
A BZ 207 128,40 - - 128,40
A x *) - - -
Lainnya - 1,18 21,92 23,09
Total 128,40 1,18 21,92 151,49
AT PS 862 256,79 5,79 16,72 279,30
AT x *) - - -
Lainnya - - - -
Total 256,79 5,79 16,72 279,30
T PS 921 162,23 - 0,65 162,88
T x *) - - -
Lainnya - 48,50 109,66 158,16
Total 162,23 48,50 110,31 321,04
TL BL 144,18 199,05 179,34 522,57
TL x*) -
Lainnya - 368,75 431,66 800,41
Total 144,18 567,79 611,00 1.322,98
Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2010 akan ditanam PC seluas 691.60 ha pada BPL:
o Masak awal : BZ 207 seluas 128.40 ha
o Masak awal tengah : PS 862 seluas 256.79 ha
o Masak tengah : PS 921 seluas 162.23 ha
o Masak tengah lambat : BL seluas 144.18 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 691.6 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah :
Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
A BZ 207 - - -
Lainnya 2.86 2.86 5.72
AT PS 862 2.18 2.18 4.36
Lainnya - - -
T PS 921 - 0.17 0.17
Lainnya 14.31 14.31 28.62
TL BL 23.4 23.4 46.80
lainnya 56.32 56.32 112.64

e. Proporsi pada tahun berikutnya (2011) adalah

Tipe Kemasakan Varietas 2011
PC R1 R2+ Total
A BZ 207 128,40 128,40 - 256,79
A x - - -
Lainnya - - 1,18 1,18
Total 128,40 128,40 1,18 257,97
AT PS 862 256,79 256,79 5,79 519,37
AT x - - -
Lainnya - - - -
Total 256,79 256,79 5,79 519,37
T PS 921 162,23 162,23 - 324,46
T x - - -
Lainnya - - 48,50 48,50
Total 162,23 162,23 48,50 372,96
TL BL 144,18 144,18 199,05 487,41
TL x - -
Lainnya - - 437,09 437,09
Total 144,18 144,18 636,14 924,50

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2011 akan ditanam PC seluas 691.60 ha pada BPL:
o Masak awal : BZ 207 seluas 128.40 ha
o Masak awal tengah : PS 862 seluas 256.79 ha
o Masak tengah : PS 921 seluas 162.23 ha
o Masak tengah lambat : BL seluas 144.18 ha

• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 691.60 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah :

Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
A BZ 207 - - -
Lainnya - 0.12 0.12
AT PS 862 - 0.57 0.57
Lainnya - - -
T PS 921 - - -
Lainnya 2.00 2.79 4.79
TL BL 9.83 9.83 19.66
lainnya 21.59 21.59 43.17


f. Proporsi pada tahun berikutnya (2012) adalah
Tipe Kemasakan Varietas 2012
PC R1 R2+ Total
A BZ 207 128,40 128,40 256,79
A x 128,40 - - 128,40
Lainnya - - - -
Total 128,40 128,40 128,40 385,19
AT PS 862 256,79 256,79 513,59
AT x 256,79 - - 256,79
Lainnya - - - -
Total 256,79 256,79 256,79 770,38
T PS 921 162,23 162,23 324,46
T x 162,23 - - 162,23
Lainnya - - - -
Total 162,23 162,23 162,23 486,69
TL BL 144,18 144,18 288,37
TL x 144,18 - - 144,18
Lainnya - - - -
Total 144,18 144,18 144,18 432,55

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2012 akan ditanam PC seluas 691.6 ha pada BPL:
o Masak awal : A x seluas 128.40 ha
o Masak awal tengah : AT x seluas 256.79 ha
o Masak tengah : T x seluas 162.23 ha
o Masak tengah lambat : TLx seluas 144.18 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 691.6 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 sama dengan kebutuhan PC maka R2 dibongkar seluruhnya








2. Pada tipologi BPJ
a. Proporsi harapan adalah
Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
BPJ A - - - -
AT - - - -
T 75,7 75,7 75,7 227,0
TL 42,3 42,3 42,3 127,0
Total 118,0 118,0 118,0 354.0
b. Proporsi luas (ha) pada tahun ini (2009) tanpa memperhatikan varietas adalah
Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
BPJ A - - 6,2 6,2
AT 1,1 8,5 - 9,5
T 2,9 26,9 37,9 67,6
TL 66,7 92,7 111,3 270,7
Total 70.6 128.0 155.4 354.0
c. Proporsi luas (ha) pada tahun 2009 dengan memperhatikan varietas utama adalah sebagai berikut :
Masak Varietas 2009
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x -
Lainnya - - 6,20 6,20
Total - - 6,20 6,20
-
AT - - - -
AT x -
Lainnya 1,05 8,48 - 9,53
Total 1,05 8,48 - 9,53
-
T PS 921 - - 2,66 2,66
T x -
Lainnya 2,86 26,87 35,22 64,94
Total 2,86 26,87 37,88 67,60
-
TL PS 864 43,08 69,97 71,80 184,85
TL x -
Lainnya 23,59 22,70 39,52 85,82
Total 66,67 92,67 111,33 270,66
Catatan : *) T x adalah varietas yang akan dikembangkan 2 tahun mendatang namun belum diketahui dan harus disiapkan pada saat ini.









d. Proporsi pada tahun berikutnya (2010) direncanakan berubah menjadi:
Masak Varietas 2010
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - - -
AT x - - -
Lainnya - 1,05 8,48 9,53
Total - 1,05 8,48 9,53
-
T PS 921 75,68 - - 75,68
T x - - -
Lainnya - 2,86 26,87 29,73
Total 75,68 2,86 26,87 105,41
-
TL PS 864 42,32 43,08 69,97 155,36
TL x -
Lainnya - 23,59 60,11 83,70
Total 42,32 66,67 130,08 239,06
Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2010 akan ditanam PC seluas 118.00 ha pada BPJ :
o Masak tengah : PS 921 seluas 75.68 ha
o Masak tengah lambat : PS 864 seluas 42.32 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 118.00 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah
Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
A BZ 207 - - -
Lainnya - - -
AT PS 862 - - -
Lainnya 1.00 0.92 1.92
T PS 921 - - -
Lainnya 3.04 3.04 6.08
TL PS 864 7.91 7.91 15.82
lainnya - - 13.59
e. Proporsi pada tahun berikutnya ( 2011 ) adalah
Masak Varietas 2011
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - - -
AT x - - -
Lainnya - - 1,05 1,05
Total - - 1,05 1,05
-
T PS 921 75,68 75,68 - 151,36
T x - - -
Lainnya - - 2,86 2,86
Total 75,68 75,68 2,86 154,22
-
TL PS 864 42,32 42,32 43,08 127,71
TL x - -
Lainnya - - 71,01 71,01
Total 42,32 42,32 114,09 198,72

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2010 akan ditanam PC seluas 118.00 ha pada BPJ :
o Masak tengah : PS 921 seluas 75.68 ha
o Masak tengah lambat : PS 864 seluas 42.32 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 118.00 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah
Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
A BZ 207 - - -
Lainnya - - -
AT PS 862 - - -
Lainnya - 0.42 0.42
T PS 921 - - -
Lainnya - 1.15 1.15
TL PS 864 8.65 8.65 17.30
lainnya 14.26 14.26 28.52

f. Proporsi pada tahun berikutnya ( 2012 ) adalah
Masak Varietas 2012
PC R1 R2 Total
A - - -
A x - - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - -
AT x - - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
T PS 921 75,68 75,68 151,36
T x 75,68 - - 75,68
Lainnya - - - -
Total 75,68 75,68 75,68 227,04
-
TL PS 864 42,32 42,32 84,64
TL x 42,32 - - 42,32
Lainnya - - - -
Total 42,32 42,32 42,32 126,95

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2012 akan ditanam PC seluas 118.00 ha pada BHL:
o Masak tengah : T x seluas 75.68 ha
o Masak tengah lambat : TL x seluas 42.32 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 118.00 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 sama dengan kebutuhan PC maka R2 dibongkar seluruhnya

















3. Pada tipologi BHL
a. Proporsi harapan adalah
Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
BHL A - - - -
AT - - - -
T 31,2 31,2 31,2 93,7
TL 31,2 31,2 31,2 93,7
Total 62,5 62,5 62,5

b. Proporsi luas (ha) pada tahun ini (2009) tanpa memperhatikan varietas adalah
Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
BHL A - - - -
AT - 2,4 - 2,4
T 5,9 - 15,5 21,4
TL 71,0 32,8 59,9 163,7
Total 76,9 35,2 75,4
Proporsi luas (ha) pada tahun 2009 dengan memperhatikan varietas utama adalah sebagai berikut :

Masak Varietas 2009
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - - -
AT x -
Lainnya - 2,35 - 2,35
Total - 2,35 - 2,35
-
T PS 921 - - - -
T x -
Lainnya 5,89 - 15,49 21,38
Total 5,89 - 15,49 21,38
-
TL PS 864 67,48 32,83 52,91 153,22
TL x -
Lainnya 3,50 - 7,00 10,50
Total 70,98 32,83 59,91 163,72
Catatan : *) A x, AT x dan TL x adalah varietas yang akan dikembangkan 2 tahun mendatang namun belum diketahui dan harus disiapkan pada saat ini.


















c. Proporsi pada tahun berikutnya (2010) direncanakan berubah menjadi:

Masak Varietas 2010
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - - -
AT x - - -
Lainnya - - 2,35 2,35
Total - - 2,35 2,35
-
T PS 921 31,24 - - 31,24
T x - - -
Lainnya - 5,89 12,92 18,81
Total 31,24 5,89 12,92 50,05
-
TL PS 864 31,24 67,48 32,83 131,54
TL x -
Lainnya - 3,50 - 3,50
Total 31,24 70,98 32,83 135,04


Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2010 akan ditanam PC seluas 62.50 ha pada RPL:
o Masak tengah : PS 921 seluas 31.24 ha
o Masak tengah lambat : PS 864 seluas 31.24 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 62.50 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah
Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
AT PS 862 - - -
Lainnya - 0.63 0.63
T PS 921 - - -
Lainnya 1.73 1.73 3.46
TL PS 864 4.40 4.40 8.80
lainnya - - -

Proporsi pada tahun berikutnya (2011) adalah
Masak Varietas 2011
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - - -
AT x - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
T PS 921 31,24 31,24 - 62,48
T x - - -
Lainnya - - 5,89 5,89
Total 31,24 31,24 5,89 68,37
-
TL PS 864 31,24 31,24 56,59 119,07
TL x - -
Lainnya - - - -
Total 31,24 31,24 56,59 119,07

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2011 akan ditanam PC seluas 62.50 ha pada RPL:
o Masak tengah : PS 921 seluas 31.24 ha
o Masak tengah lambat : PS 864 seluas 31.24 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 62.50 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah
Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
T PS 921 - - -
Lainnya 0.68 0.68 1.36
TL PS 864 6.52 6.52 13.04
lainnya - - -

Proporsi pada tahun berikutnya (2012) adalah
Masak Varietas 2012
PC R1 R2 Total
A - - -
A x - - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - -
AT x - - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
T PS 921 31,24 31,24 62,48
T x 31,24 - - 31,24
Lainnya - - - -
Total 31,24 31,24 31,24 93,72
-
TL PS 864 31,24 31,24 62,48
TL x 31,24 - - 31,24
Lainnya - - - -
Total 31,24 31,24 31,24 93,72

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2012 akan ditanam PC seluas 62.50 ha pada RPL:
o Masak tengah : Tx seluas 31.24 ha
o Masak tengah lambat : TLx seluas 31.24 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 62.5 ha dan dapat dipenuhi dari pembongkaran seluruh R2

4. Pada tipologi RPL
Proporsi harapan adalah

Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
RPL A 44,7 44,7 44,7 134,0
AT 89,4 89,4 89,4 268,1
T 56,4 56,4 56,4 169,3
TL 50,2 50,2 50,2 150,5
Total 240,6 240,6 240,6 721.9








a. Proporsi luas (ha) pada tahun ini (2009) tanpa memperhatikan varietas adalah
Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
RPL A - - 34,3 34,3
AT 33,9 1,7 47,8 83,5
T 10,9 26,3 61,4 98,6
TL 187,5 125,7 192,4 505,6
Total 232,4 153,7 335,9 721.9

b. Proporsi luas (ha) pada tahun 2009 dengan memperhatikan varietas utama adalah sebagai berikut :
Masak Varietas 2009
PC R1 R2 Total
A PS 881 - - - -
A x -
Lainnya - - 34,27 34,27
Total - - 34,27 34,27
-
AT PS 862 33,95 1,70 47,81 83,47
AT x -
Lainnya - - - -
Total 33,95 1,70 47,81 83,47
-
T PS 851 10,91 26,31 61,42 98,64
T x -
Lainnya - - - -
Total 10,91 26,31 61,42 98,64
-
TL BL 68,91 54,89 37,87 161,67
TL x -
Lainnya 118,60 70,79 154,52 343,91
Total 187,50 125,68 192,40 505,58

Catatan : *) T x dan TL x adalah varietas yang akan dikembangkan 2 tahun mendatang namun belum diketahui dan harus disiapkan pada saat ini.

c. Proporsi pada tahun berikutnya (2010) dengan memperhatikan direncanakan berubah menjadi:
Masak Varietas 2010
PC R1 R2 Total
A PS 881 44,68 - - 44,68
A x - - -
Lainnya - - 34,27 34,27
Total 44,68 - 34,27 78,94
-
AT PS 862 89,35 33,95 49,52 172,82
AT x - - -
Lainnya - - - -
Total 89,35 33,95 49,52 172,82
-
T PS 851 56,45 10,91 26,31 93,67
T x - - -
Lainnya - - - -
Total 56,45 10,91 26,31 93,67
-
TL BL 50,17 68,91 54,89 173,97
TL x -
Lainnya - 118,60 83,95 202,54
Total 50,17 187,50 138,84 376,51





Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2010 akan ditanam PC seluas 240.60 ha pada RPL:
o Masak awal : PS 881 seluas 44.68 ha
o Masak awal tengah : PS 862 seluas 89.40 ha
o Masak tengah : PS 851 seluas 56.45 ha
o Masak tengah lambat : BL seluas 50.17 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 240.60 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah

Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
A PS 881
Lainnya 6.55 6.55 13.10
AT PS 862 9.47 9.47 18.94
Lainnya
T PS 851 5.03 5.03 10.06
Lainnya
TL BL 10.50 10.50 21.00
lainnya 16.05 16.05 32.11

Proporsi pada tahun berikutnya (2011) adalah
Masak Varietas 2011
PC R1 R2 Total
A PS 881 44,68 44,68 - 89,35
A x - - -
Lainnya - - 8,29 8,29
Total 44,68 44,68 8,29 97,64
-
AT PS 862 89,35 89,35 33,95 212,65
AT x - - -
Lainnya - - - -
Total 89,35 89,35 33,95 212,65
-
T PS 851 56,45 56,45 10,91 123,81
T x - - -
Lainnya - - - -
Total 56,45 56,45 10,91 123,81
-
TL BL 50,17 50,17 68,91 169,24
TL x - -
Lainnya - - 118,60 118,60
Total 50,17 50,17 187,50 287,84

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2011 akan ditanam PC seluas 240.60 ha pada RPL :
o Masak awal : PS 881 seluas 44.68 ha
o Masak awal tengah : PS 862 seluas 89.40 ha
o Masak tengah : PS 851 seluas 56.45 ha
o Masak tengah lambat : BL seluas 50.17 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 240.60 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah :
Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
A PS 881
Lainnya - 0.28 0.28
AT PS 862 - 1.17 1.17
Lainnya
T PS 851 - 0.38 0.38
Lainnya
TL BL 1.19 1.19 2.38
lainnya 2.04 2.05 4.09
Proporsi pada tahun berikutnya (2012) adalah


Masak Varietas 2012
PC R1 R2 Total
A PS 881 44,68 44,68 89,35
A x 44,68 - - 44,68
Lainnya - - - -
Total 44,68 44,68 44,68 134,03
-
AT PS 862 89,35 89,35 178,71
AT x 89,35 - - 89,35
Lainnya - - - -
Total 89,35 89,35 89,35 268,06
-
T PS 851 56,45 56,45 112,90
T x 56,45 - - 56,45
Lainnya - - - -
Total 56,45 56,45 56,45 169,35
-
TL BL 50,17 50,17 100,34
TL x 50,17 - - 50,17
Lainnya - - - -
Total

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2012 akan ditanam PC seluas 240.60 ha pada RHL :
o Masak awal : A x seluas 44.68 ha
o Masak awal tengah : AT x seluas 89.35 ha
o Masak tengah : T x seluas 56.45 ha
o Masak tengah lambat : TLx seluas 50.17 ha

• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 240.60 ha yang dapat dipenuhi dengan membongkar R2


5. Pada tipologi RHL

Proporsi harapan adalah

Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
RHL A - - - -
AT - - - -
T 193,0 193,0 193,0 578,9
TL 193,0 193,0 193,0 578,9
Total 385,9 385,9 385,9 1157.8


a. Proporsi luas (ha) pada tahun ini (2009) tanpa memperhatikan varietas adalah

Tipologi Kemasakan PC R1 R2+ Total
RHL A - - 48,5 48,5
AT 93,3 27,9 21,9 143,1
T 7,0 93,9 166,1 266,9
TL 149,4 270,1 279,8 699,3
Total 249,7 391,8 516,3 1157.8


Proporsi luas (ha) pada tahun 2009 dengan memperhatikan varietas utama adalah sebagai berikut :
Masak Varietas 2009
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x -
Lainnya - - 48,46 48,46
Total - - 48,46 48,46
-
AT - - - -
AT x -
Lainnya 93,25 27,89 21,91 143,06
Total 93,25 27,89 21,91 143,06
-
T PS 921 - - - -
T x -
Lainnya 7,00 93,85 166,08 266,93
Total 7,00 93,85 166,08 266,93
-
TL PS 864 104,98 213,02 229,98 547,98
TL x -
Lainnya 44,43 57,07 49,85 151,35
Total 149,41 270,10 279,83 699,34
Catatan : *) T x dan TL x adalah varietas yang akan dikembangkan 2 tahun mendatang namun belum diketahui dan harus disiapkan pada saat ini.
Proporsi pada tahun berikutnya (2010) dengan memperhatikan direncanakan berubah menjadi:

Masak Varietas 2010
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - - -
AT x - - -
Lainnya - 93,25 27,89 121,14
Total - 93,25 27,89 121,14
-
T PS 921 192,96 - - 192,96
T x - - -
Lainnya - 7,00 224,21 231,21
Total 192,96 7,00 224,21 424,17
-
TL PS 864 192,96 104,98 213,02 510,96
TL x -
Lainnya - 44,43 57,07 101,50
Total 192,96 149,41 270,10 612,47

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2010 akan ditanam PC seluas 385.90 ha pada RHL :
o Masak tengah : PS 921 seluas 193.00 ha
o Masak tengah lambat : PS 864 seluas 193.00 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 385.90 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah




Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
A PS 881
Lainnya
AT PS 862
Lainnya 3.48 3.48 6.96
T PS 921
Lainnya 27.99 27.99 55.99
TL PS 864 26.59 26.59 53.19
lainnya 7.12 7.13 14.25

Proporsi pada tahun berikutnya (2011) adalah

Masak Varietas 2011
PC R1 R2 Total
A - - - -
A x - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - - -
AT x - - -
Lainnya - - 93,25 93,25
Total - - 93,25 93,25
-
T PS 921 192,96 192,96 - 385,93
T x - - -
Lainnya - - 100,85 100,85
Total 192,96 192,96 100,85 486,78
-
TL PS 864 192,96 192,96 104,98 490,90
TL x - -
Lainnya - - 86,85 86,85
Total 192,96 192,96 191,82 577,75

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2010 akan ditanam PC seluas 385.90 ha pada RHL :
o Masak tengah : PS 921 seluas 193.00 ha
o Masak tengah lambat : PS 864 seluas 193.00 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 385.90 ha terutama pada R2, oleh karena luas R2 melebihi kebutuhan maka sementara sebagian diteruskan menjadi R3 sehingga proporsi R2+ setelah ditambah dengan keprasan R1 adalah

Kemasakan Varietas R1 R3 Total R2+
A PS 881 - - -
Lainnya - - -
AT PS 862 - - -
Lainnya 16.50 16.51 33.01
T PS 921 - - -
Lainnya 17.81 17.81 35.62
TL PS 864 18.54 18.54 37.08
lainnya 15.34 15.34 30.68









Proporsi pada tahun berikutnya (2012) adalah :

Masak Varietas 2012
PC R1 R2 Total
A - - -
A x - - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
AT - - -
AT x - - - -
Lainnya - - - -
Total - - - -
-
T PS 921 192,96 192,96 385,93
T x 192,96 - - 192,96
Lainnya - - - -
Total 192,96 192,96 192,96 578,89
-
TL PS 864 192,96 192,96 385,93
TL x 192,96 - - 192,96
Lainnya - - - -
Total 192,96 192,96 192,96 578,89

Tabel ini dapat dinyatakan sebagai langkah-langkah berikut:
• Pada tahun 2011 akan ditanam PC seluas 385.90 ha pada BHL:
o Masak tengah : T x seluas 192.96 ha
o Masak tengah lambat : TL x seluas 192.96 ha
• Untuk keperluan itu dilakukan bongkar ratoon 385.90 ha yang dapat dipenuhi dengan membongkar R2

















Kebun pembibitan
Proporsi PC untuk tahun 2010-2012 yang direncanakan adalah

Tipologi Kemasakan VAR 2010 2011 2012
Wilayah
BPL A BZ 207 128,4 128,4 -
A x - - 128,4
AT PS 862 256,8 256,8 -
AT x - - 256,8
T PS 921 162,2 162,2 -
T x - - 162,2
TL BL 144,2 144,2 -
TL x - - 144,2
Total 691,6 691,6 691.6
BPJ T PS 921 75,7 75,7 -
T x - - 75,7
TL PS 864 42,3 42,3 -
TL x - - 42,3
Total 118.0 118.0 118.0
BHJ T
PS 921 31,2 31,2 -
T x - - 31,2
TL
PS 864 31,2 31,2 -
TL x - - 31,2
Total 62.5 62.5 62.5
RPL A PS 881 44,7 44,7 -
A x - - 44,7
AT PS 862 89,4 89,4 -
AT x - - 89,4
T PS 851 56,4 56,4 -
T x - - 56,4
TL BL 50,2 50,2 -
TL x - - 50,2
Total 240.6 240.6 240.6
RHL T PS 921 193,0 193,0 -
T x - - 193,0
TL PS 864 193,0 193,0 -
TL x - - 193,0
Total 385,9 385,9 385,9
TOTAL AREAL 1498.7 1.498,7 1.498,7
























a. Dengan asumsi perbanyakan 1:7, maka kebun pembibitan yang harus disiapkan tahun 2009 adalah


Tipologi Kemasakan VAR 2009
KBP MT KBN MT KBI MT KBD MT
Wilayah 2011 2011 2010 2010
BPL A BZ 207 0,053 0,374 2,620 18,342
A x - - - -
AT PS 862 0,107 0,749 5,241 36,685
AT x - - - -
T PS 921 0,068 0,473 3,311 23,176
T x - - - -
TL BL 0,060 0,420 2,943 20,598
TL x - - - -
Total 0,288 2,016 14,114 98.801
BPJ T PS 921 0,032 0,221 1,544 10,811
T x - - - -
TL PS 864 0,018 0,123 0,864 6,045
TL x - - - -
Total 0,049 0,344 2,408 16.857
BHJ T PS 921 0,013 0,091 0,638 0,013
T x - - - -
TL PS 864 0,013 0,091 0,638 0,013
TL x - - - -
Total 0,026 0,182 1,275 8.926
RPL A PS 881 0,019 0,130 0,912 6,382
A x - - - -
AT PS 862 0,037 0,261 1,824 12,765
AT x - - - -
T PS 851 0,024 0,165 1,152 8,064
T x - - - -
TL BL 0,021 0,146 1,024 7,167
TL x - - - -
Total 0,100 0,702 4,911 34.378
RHL T PS 921 0,080 0,563 3,938 27,566
T x - - - -
TL PS 864 0,080 0,563 3,938 27,566
TL x - - - -
Total 0,161 1,125 7,876 55.133
TOTAL AREAL


























b. Dengan asumsi perbanyakan 1:7, maka kebun pembibitan yang harus disiapkan tahun 2010 adalah


Tipologi Kemasakan VAR 2010
KBP MT KBN MT KBI MT KBD MT
Wilayah 2012 2012 2011 2011
BPL A BZ 207 - - 2,620 18,342
A x 0,053 0,374 - -
AT PS 862 - - 5,241 36,685
AT x 0,107 0,749 - -
T PS 921 - - 3,311 23,176
T x 0,068 0,473 - -
TL BL - - 2,943 20,598
TL x 0,060 0,420 - -
Total 0,288 2,016 14,114 98.801
BPJ T PS 921 - - 1,544 10,811
T x 0,032 0,221 - -
TL PS 864 - - 0,864 6,045
TL x 0,018 0,123 - -
Total 0,049 0,344 2,408 16.857
BHJ T PS 921 - - 0,638 4,463
T x 0,013 0,091 - -
TL PS 864 - - 0,638 4,463
TL x 0,013 0,091 - -
Total 0,026 0,182 1,275
RPL A PS 881 - - 0,912 6,382
A x 0,019 0,130 - -
AT PS 862 - - 1,824 12,765
AT x 0,037 0,261 - -
T PS 851 - - 1,152 8,064
T x 0,024 0,165 - -
TL BL - - 1,024 7,167
TL x 0,021 0,146 - -
Total 0,100 0,702 4,911 34.378

RHL T PS 921 - - 3,938 27,566
T x 0,080 0,563 - -
TL PS 864 - - 3,938 27,566
TL x 0,080 0,563 - -
Total 0,161 1,125 7,876 55.133
TOTAL AREAL

























c. Dengan asumsi perbanyakan 1:7, maka kebun pembibitan yang harus disiapkan tahun 2011 adalah:


Tipologi Kemasakan VAR 2011
KBP MT KBN MT KBI MT KBD MT
Wilayah
BPL A BZ 207 - - - -
A x 0,053 0,374 2,620 18,342
AT PS 862 - - - -
AT x 0,107 0,749 5,241 36,685
T PS 921 - - - -
T x 0,068 0,473 3,311 23,176
TL BL - - - -
TL x 0,060 0,420 2,943 20,598
Total 0,288 2,016 14,114 98.801
BPJ T PS 921 - - - -
T x - - 1,544 10,811
TL PS 864 - - - -
TL x - - 0,864 6,045
Total - 2,408 16.857
BHJ T PS 921 - - - -
T x - - 0,638 4,463
TL PS 864 - - - -
TL x - - 0,638 4,463
Total - 1.275 8.926
RPL A PS 881 - - - -
A x - - 0,912 6,382
AT PS 862 - - - -
AT x - - 1,824 12,765
T PS 851 - - - -
T x - - 1,152 8,064
TL BL - - - -
TL x - - 1,024 7,167
Total - 4.911 34.378
RHL T PS 921 - - - -
T x - - 3,938 27,566
TL PS 864 - - - -
TL x - - 3,938 27,566
Total - 7,876 55.133
TOTAL AREAL

C. Percobaan Varietas
a. Dari rencana KBP nampak bahwa pada tahun 2010 sudah diperlukan varietas baru untuk masak awal (A x), masak awal-tengah (AT x), masak tengah (T x) dan masak tengah-lambat (TL x) yang dapat ditanam di semua tipologi wilayah. Untuk itu perlu segera dicari melalui koleksi, ekplorasi dan percobaan varietas uji adaptasi maupun uji keragaan varietas.
b. Perlu juga diselenggarakan percobaan adaptasi varietas di tiap tipologi wilayah, yang akan menghasilkan rekomendasi varietas untuk tahun 2012 dan seterusnya.
D. Penutup
Dinamisasi varietas yang disajikan dalam naskah ini adalah bersifat rencana. Dalam pelaksanaannya penyesuaian akan selalu dilakukan sesuai dengan hasil evaluasi tahunan. Namun demikian, rencana ini dapat digunakan sebagai kerangka berpikir, kerangka pengambilan keputusan sehingga dinamisasi varietas tetap terjaga dan terkendali.