TEBANG MUAT ANGKUT
Oleh : Ari Suprih Adi SÄ
PADA DASARNYA KEGIATAN TEBANG MUAT ANGKUT ADALAH KEGIATAN PANEN TEBU.
Atau kegiatan penyediaan bahan
Panen merupakan tahap akhir kegiatan budidaya tanaman. Untuk apa bisa menanam bila tidak bisa panen.
SEMUA KEGIATAN BUDIDAYA HARUS DIMULAI DARI PERENCANAAN AKHIR YANG DIHARAPKAN.
TUJUAN TMA : MEMASOK BAHAN
JUMLAH : Sesuai kapasitas giling harian
Sesuai pola tebang
Sesuai RKAP
WAKTU : Harian dalam masim giling PG.
MUTU : Kemasakan OPTIMAL (FK 25 – 30%, KP dan KDT 90 –100 % ), Brix
Segar (tidak wayu/ maksimal 36 jam harus digiling)
Bersih dari unsur non gula (daduk, untreng, sogolan dll)
BIAYA : Berdasarkan UMR / UMP
RKAP -------------à RKO
Aturan (upah + Penalti + Premi2)
Kegiatan TMA menjadi sangat penting karena merupakan kegiatan akhir dari budidaya tebu. Perlu diingat dalam kegiatan bididaya tanaman, baik tebu maupun tanaman lain bahwa : Kehilangan 10% hasil panen tidak bisa digantikan dengan penambahan luas areal 10%.
Untuk itu kegiatan TMA merupakan tanggungjawab bersama seluruh jajaran tanaman. Untuk mensukseskan hal tersebut maka kegiatan TMA dimulai dari :
Dalam menyusun perencanaan tebang muat angkut diperlukan data – data pendukung yang meliputi :
ü Gambar kebun
ü Peta lokasi
ü Daftar kebun
ü Taksasi maret
ü Analisa pendahuluan dll
Pengadaan tenaga tebang :
v Mencari mandor tebang
v Mencari tenaga tebang
v Dilaksanakan 2-3 bulan sebelum giling
v Pembayaran kontrak oleh AKU bersama SKW, PTA Mandor sesuai SOP
Perhitungan kebutuhan jumlah tenaga tebang :
K
Jml Tenaga Teb = ---------------------------
O X P
Ket : K : Kapasitas giling Eclucif (TCD)
O : Kapasitas tebang per orang (ton / hari)
P : Estimasi persen yang hadir
Atau
TM
Jml Nomor per PTA = ---------------------------
HG X KT
Ket : TM : Taksasi maret / jml tebu per skw (kui)
HG : Lama hari giling (hari)
KT : Kapasitas angkut truk per rit (kui)
2. Perencanaan pengadaan alat angkut / armada tebang
Pengadaan armada angkut, SKW dan PTA :
v Mendaftar pemilik truck yang bersedia di kontrak
v Pernyataan Kesanggupan truck menjadi pengangkut
v Mengajukan uang muka kontrak truck sesuai kebutuhan.
Syarat pemilik angkutan yang dikontrak :
v Mempunyai kelengkapan
v Pernyataan Kesanggupan dikontrak
Perhitungan kebutuhan jumlah armada tebang :
K
Jml Armada Tebang (Truck) = ---------------------------
F X P
Ket : K : Kapasitas giling Eclucif (TCD)
O : FrekuensiAngkut per hari
KT : Kapasitas angkut truk per rit (kui)
3. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung
Sebelum tebang semua sarana dan prasarana pendukung harus siap dan di persiapkan agar saat giling siap pakai. Biasanya petugas Tanaman / Railbaan, Instalasi, AKU dan Fabrikat sudah menyiapkan sarana pendukung mulai dari Timbangan, Railban tetap, Wessel, Loko, Lori, Jembatan darurat (raam las dan bordess) ,Tractor dll.
Sebagai petugas lapangan kita harus sudah menginvetarisasi kebutuhan sarana dan prasarana penunjang dengan :
v Mengiventarisasi kebun yang memerlukan jembatan
v Mengiventarisasi jembatan / jalan tebang yang rusak.
v Mengiventarisasi kebun yang memerlukan sewa jalan
Semuanya harus beres sebelum tebang dan jangan sampai saat tebang timbul masalah seperti jalan dipathok warga karena sewa jalan belum terselesaikan.
4. Perencanaan kebutuhan Biaya
Perencanaan kebutuhan biaya dilakukan dengan menjabarkan angka RKAP dalam bentuk RKO dengan mempertimbangkan UMR / UMP daerah setempat. Perencanaan kebutuhan biaya dilakukan oleh Kepala Tanaman bersama Koordinator tebang angkut.
C. PELAKSANAAN
1. Pra tebang
Kegiatan pra tebang disini adalah kegiatan pengajuan daftar urut kebun yang akan ditebang untuk disetujui Kepala tanaman; Penentuan kebun yang akan ditebang berdasarkan atas Skor Tebang yang meliputi :
ü Masa tanam
ü Jenis tebu
ü Analisa pendahuluan (FK, KP, KDT)
ü Jarak kebun ke PG
ü Lokasi / kondisi
ü Katagori (setelah tebang mau dikepras atau dibongkar)
JATAH TEBANG = (KAPASITAS GILING – SISA PAGI) + RENCANA SISA
2. Pelaksanaan tebang
Kegiatan tebang angkut tebu adalah membawa seluruh tebu layak giling yang ada di kebun dibawa ke pabrik dengan batas toleransi sisa dongkelan maksimal 20 kui/ha, sisa brondolan maksimal 10 kui / ha, kadar kotoran / trash maksimal 3%, bebas dari bukan tebu (daduk, pucuk dan sogolan).
Front bukaan kebun untuk ditebang sebaiknya jangan terlalu banyak agar memudahkan dalam pengawasan dan hindari membuat lasahan agar tebu yang tergiling selalu segar. Pencacahan tebu diatas truck juga harus diminimalkan agar tebu tidak terkontaminasi bakteri sehinga tebu cepat wayu/ busuk.
D. KONTROL DAN EVALUASI
Kontrol / Evalusi pelaksanaan tebang angkut dilaksanakan setiap saat mulai dari kebun samapi meja tebu. Evalusi dimaksudkan agar pasok tebu selalu terjaga mutunya (selalu MBS) dan kontinyu.
Evalusi pelaksanaan dilaksanakan setiap hari, 2 mingguan dan bulanan.
Evaluasi harian dilakukan pada saat rapat tebangan. Dalam rapat tebangan selain mengevaluasi hasil tebangan hari itu baik menyangkut mutu tebangan, biaya, dan jumlah tebu yang ditebang. Dalam rapat tebangan juga merencanakan tebangan esok hari selain membahas masalah dan kendala tebangan yang terjadi. Rapat tebangan merupakan koordinasi harian yang menentukan lancar dan tidaknya giling. Maka seyognyanya dalam rapat tebangan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk melaporkan permasalahan dan kendala yang ada agar solusi dapat segaera ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar